^^SAYUR…
Menyangkut hal
konsumsi memang tak bisa sembarangan. Karena dari sanalah berbagai kandungan
gizi yang penting untuk tubuh didapat. Namun jika cara memasaknya salah maka
sama juga, kamu hanya memakan ampasnya karena vitaminnya telah rusak. Untuk
mengatasi hal tersebut, berikut solusinya, 7 cara memasak yang benar sehingga
tetap sehat :
1. Menggunakan microwave
Memasak dengan microwave mungkin yang paling sehat karena waktu memasaknya
singkat sehingga kerusakan nutrisi lebih sedikit. Bahan makanan yang dimasak
dengan microwave memang bisa menjadi kering, tetapi hal ini bisa dicegah dengan
menambahkan sedikit air sebelum dipanaskan. Pastikan pula Anda menggunakan
tempat makanan khusus untuk microwave.
2. Merebus Untuk merebus
sayur anda hanya perlu menambahkan air dan sedikit garam. Namun jangan merebus
denan suhu yang tinggi dan jumlah air yang banyak agar vitamin pada sayuran
yang direbus tak larut. Sayur yang baik jika dimsaka dengan direbus adalah
wortel, brokoli, atau zucchini (sayuran mirip mentimun hijau).
3. Mengukus Hampir semua
jenis bahan makanan, mulai dari sayuran sampai ikan cocok dikukus. Dengan
metode memasak ini rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Tanpa larut di
air vitaminnya pun masuh utuh didalam sayur.
4. Merebus dengan
sedikit air Merebus dengan sedikit air (poaching) adalah cara yang
direkomendasikan untuk makanan seperti ikan, telur, atau buah.
5. Membakar Pembakaran
adalah cara yang dianjurkan untuk memasak daging yang dipotong, seperti sate.
Untuk sayur sendiri tidak semua bisa terasa enak karena efek bau terbakar.
6. Memanggang Memanggang
adalah cara yang dianjurkan untuk mendapatkan rasa daging yang tetap segar dan
empuk. Tetapi beberapa riset menyebutkan cara memasak ini bisa meningkatkan
risiko kanker pankreas dan kanker payduara. Memanggang di suhu tinggi akan
menghasilkan reaksi kimia antara lemak dan protein dalam daging sehingga
menghasilkan toksin yang akan merusak keseimbangan antioksidan dalam tubuh. Hal
ini diketahui akan memicu diabetes dan penyakit kardiovaskular. 7. Menumis
Metode pemasakan ini hanya memerlukan sedikit minyak. Hampir sebagian besar
bahan pangan cocok dimasak dengan cara ini. Menumis juga tak perlu terlalu
lama, masukan sayur jika minyak sudah panas dan tiriskan sayur jika sudah layu
jangan menunggu hingga matang karena kandungan gizinya sudah minim.
7. Tidak dimasak Pola
makan makanan mentah (raw food) atau kerab disebut lalapan sedang populer
belakangan ini. Tinggal mencuci bersih sayur atau buah, dan langsung dimakan
vitamin akan langsung terserap tubuh tanpa diproses apapun (fresh).
^^IKAN…
1.
Rebus Ikan Dengan Saus
Merebus ikan adalah cara paling sehat untuk memasak ikan. Tapi banyak orang tak tahan dengan bau amis ikan, karena itu Anda bisa menambahkan saus sebagai perasa. Hindari pendidihan yang berlebihan untuk mempertahankan proteinya.
Merebus ikan adalah cara paling sehat untuk memasak ikan. Tapi banyak orang tak tahan dengan bau amis ikan, karena itu Anda bisa menambahkan saus sebagai perasa. Hindari pendidihan yang berlebihan untuk mempertahankan proteinya.
2.
Panggang Ikan
Panggang ikan adalah salah satu anugerah dari microwave. Sekarang hampir semua orang memiliki oven mikro-, Anda dapat membuat ikan panggang di rumah dengan mudah. Hanya memastikan bahwa Anda mengatur suhu dan waktu yang tepat untuk ikan kue.
Panggang ikan adalah salah satu anugerah dari microwave. Sekarang hampir semua orang memiliki oven mikro-, Anda dapat membuat ikan panggang di rumah dengan mudah. Hanya memastikan bahwa Anda mengatur suhu dan waktu yang tepat untuk ikan kue.
3.
Ikan Kukus Atau Pathuri
Mengukus ikan tidak sama dengan perebusan. Dalam masakan India, ada sebuah piring yang disebut 'pathuri'. Fillet ikan dibungkus daun pisang dan dimasak di pressure cooker. Ikan dimasak dengan uap dikompresi rasa dari daun pisang. Tidak perlu lagi minyak atau rempah-rempah!
Mengukus ikan tidak sama dengan perebusan. Dalam masakan India, ada sebuah piring yang disebut 'pathuri'. Fillet ikan dibungkus daun pisang dan dimasak di pressure cooker. Ikan dimasak dengan uap dikompresi rasa dari daun pisang. Tidak perlu lagi minyak atau rempah-rempah!
4.
Ikan Kari
Jika Anda tidak tahan bau ikan rebus, Anda dapat mencoba memasak dalam kari dengan rempah-rempah. Batasi penggunaan minyak dan merebus ikan dalam kari pedas untuk mempertahankan nutrisinya.
Jika Anda tidak tahan bau ikan rebus, Anda dapat mencoba memasak dalam kari dengan rempah-rempah. Batasi penggunaan minyak dan merebus ikan dalam kari pedas untuk mempertahankan nutrisinya.
5.
Ikan Asap
Ikan yang biasanya digunakan dalam sup baik juga direbus atau diasapi. Ikan asap memiliki rasa terbakar yang indah dan tidak ada lemak sama sekali.
Ikan yang biasanya digunakan dalam sup baik juga direbus atau diasapi. Ikan asap memiliki rasa terbakar yang indah dan tidak ada lemak sama sekali.
6.
Ikan Panggang
Anda dapat memasak ikan di atas api terbuka atau dalam microwave. Dengan menggunakan teknik grill maka hanya bagian luar saja yang akan terbakar. Cara ini memiliki lemak yang sangat minim dan tepat untuk menurunkan berat badan.
Anda dapat memasak ikan di atas api terbuka atau dalam microwave. Dengan menggunakan teknik grill maka hanya bagian luar saja yang akan terbakar. Cara ini memiliki lemak yang sangat minim dan tepat untuk menurunkan berat badan.
7.
Goreng Tanpa Minyak
Ikan memiliki banyak lemak dan minyak di bawah kulitnya. Jadi, Anda dapat menggoreng ikan tanpa menambahkan minyak ekstra ke dalam panci. Panaskan panci dan tempatkan sepotong ikan berlemak seperti salmon di dalamnya. Ikan akan matang dan cairannya menghasilkan minyak yang kaya kolesterol baik. Ini adalah cara makan ikan untuk jantung sehat.
Ikan memiliki banyak lemak dan minyak di bawah kulitnya. Jadi, Anda dapat menggoreng ikan tanpa menambahkan minyak ekstra ke dalam panci. Panaskan panci dan tempatkan sepotong ikan berlemak seperti salmon di dalamnya. Ikan akan matang dan cairannya menghasilkan minyak yang kaya kolesterol baik. Ini adalah cara makan ikan untuk jantung sehat.
^^PERILAKU MEMASAK…
Masa balita (bawah lima tahun)
merupakan masa-masa emas bagi seorang anak. Balita bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil. Mereka punya kebutuhan yang spesifik sebagai bekal untuk menjadi
manusia yang berkualitas. Kebutuhan masa balita tak
akan bisa tergantikan pada masa selanjutnya, jika masa itu telah berlalu.
Pertumbuhan
otak maksimal terjadi pada masa balita, sehingga balita membutuhkan asupan gizi
yang sangat sempurna . Seringkali, balita kita justru mengalami masalah dalam
pemberian makan. Diantaranya balita hanya menyukai makanan tertentu saja yang
mungkin tidak mencukupi kandungan gizinya. Ada balita yang tidak pernah mau
makan sayur atau buah, ada yang hanya mau makan mie instan saja, dan lain-lain.
Salah satu
yang menyebabkan kesulitan itu, kemungkinan karena kesalahan atau
ketidaktelatenan kita dalam mengenalkan berbagai makanan pada balita kita.
Saat ini,
banyak sekali iklan di televisi tentang
makanan jajanan yang mungkin membuat balita kita ingin mencobanya. Padahal
belum tentu makanan itu mempunyai kandungan gizi yang baik. Di sinilah peran
orang tua khususnya ibu, supaya benar-benar bisa memilih makanan yang memang
layak untuk dikonsumsi oleh balitanya.
Hal-hal
yang harus diperhatikan pada saat memilih makanan yang dikemas antara lain :
-
Lihat tanggal kadaluarsanya
-
Perhatikan komposisi dari bahan-bahan pembuatnya
-
Kandungan zat gizinya
-
Izin dari Depkes (BPOM)
-
Nama dan alamat pabrik (produsennya)
Bila dalam makanan-makanan itu terdapat kandungan zat
penyedap dalam hal ini MSG (Mono Sodium Glumat), supaya dihindarkan membelinya.
Karena zat ini kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
Saat ini,
dengan kemudahan yang didapat dalam membeli makanan kemasan, ibu lebih sering
memberikan makanan kemasan untuk kebutuhan snack atau makanan ringan bagi
balitanya. Ibu lebih jarang membuat makanan ringan yang sehat dan lebih banyak
memberikan produk makanan kemasan. Hal ini menyebabkan anak balita terpapar
dengan berbagai jenis zat yang dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan
balita.
Makanan
yang paling baik bagi anak balita kita adalah makanan yang diolah sendiri oleh
keluarganya dalam hal ini ibunya. Karena sudah terjamin kualitas dan kebersihannya.
Bagi ibu perlu pengetahuan juga bahwa dalam memasak tidak
perlu menambahkan bahan-bahan penyedap, pemanis atau pewarna buatan, karena itu
juga kurang baik bagi balita. Bila memerlukan bahan-bahan itu, bisa
dipergunakan bahan-bahan yang alami saja. Misal, untuk penyedap bisa
menggunakan garam atau gula, atau bumbunya diperbanyak. Untuk pewarna bisa
menggunakan kunyit (kuning), pandan (hijau), batang secang (merah), dan
lain-lain. Untuk pemanis bisa menggunakan gula pasir atau gula jawa.
Selain
ketelatenan ibu dalam memilih bahan-bahan yang dipergunakan untuk memasak menu
sehari-hari di rumahnya, diperlukan juga pengetahuan ibu tentang cara memasak
makanan yang baik dan benar. Bila bahan untuk memasak sudah benar, tetapi cara
memasak salah, maka masakan yang dihasilkan akan memiliki nilai gizi yang
kurang. Pengetahuan dan perilaku yang diperlukan ibu untuk menghasilkan masakan
yang sehat antara lain :
Mencuci bahan makanan sebelum digunakan atau dimasak
dengan menggunakan air yang bersih tanpa mengurangi nilai gizi dari bahan
makanan tersebut
Menggunakan garam beryodium pada setiap masakan
Menggunakan peralatan masak yang bersih yang sudah dicuci
dengan menggunakan sabun/detergen
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
sebelum memegang bahan makanan dan setiap kali memulai kegiatan memasak
Bila hal-hal tersebut di atas sudah diterapkan ibu dalam
setiap aktivitas memasaknya, maka dapat dipastikan makanan yang dihasilkan
pasti akan memiliki cita rasa yang enak dan tentunya sehat.
Garam pada masakan merupakan sesuatu yang mutlak harus
ada supaya makanan memiliki cita rasa yang enak. Tapi, dalam pemberian garam
pada makanan perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain :
Garam dimasukkan di akhir pada proses pengolahan makanan
Jangan memasukkan garam pada saat masakan sedang
mendidih, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya Iodium yang ada pada
garam tersebut
Jangan memasukkan garam pada saat menghaluskan bumbu
masakan atau sambal dengan cara diulek ataupun menggunakan blender, karena hal
ini juga akan menghilangkan kandungan Iodium yang ada pada garam.
Bila cara ibu dalam memberikan garam pada masakan yang
diolahnya sudah benar, maka manfaat Iodium yang ada pada garam tersebut akan
dapat dirasakan. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan Iodium tidak akan
terjadi pada anak balitanya, sehingga anak balita akan menjadi sehat dan
cerdas.
Selain
pengetahuan dan perilaku ibu dalam memasak,
perilaku ibu dalam mengatur pola makan balitanya juga mempengaruhi status gizi balita. Bila ibu
telaten dalam memperhatikan pola makan balitanya, dan selalu membuat variasi
menu makanan setiap hari pada keluarganya, tentu saja hal ini akan berpengaruh
baik bagi gizi balitanya. Dan bahkan mampu merangsang nafsu makan pada
balitanya dan anggota keluarga lainnya.
Makanan
yang sehat bukan berarti makanan itu harus mahal, tapi makanan yang memiliki
kandungan gizi yang baik dan tepat, bisa saja berasal dari lahan sendiri di
samping rumah seperti sayur dan buah. Tempe dan tahu bila diolah dengan menu
yang bervariasi bisa saja menggugah selera dan pastinya memiliki zat gizi yang
baik.
Jadi,kunci
sebenarnya untuk bisa memiliki balita yang sehat ada pada ibunya sendiri. Bila
ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola makan yang baik bagi anak balitanya
serta pengetahuan yang baik dan benar tentang cara mengolah bahan makanan dan
cara memasaknya, maka dia akan memiliki
anak yang sehat dengan kebutuhan gizi yang baik. Atau sebaliknya. Dengan
demikian, diharapkan akan terwujud anak balita yang sehat, cerdas dan memiliki
akhlak yang mulia di dalam keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar