Kamis, 19 September 2013

CARA DAN PERILAKU MEMASAK YANG BAIK DAN BENAR

^^SAYUR…
Menyangkut hal konsumsi memang tak bisa sembarangan. Karena dari sanalah berbagai kandungan gizi yang penting untuk tubuh didapat. Namun jika cara memasaknya salah maka sama juga, kamu hanya memakan ampasnya karena vitaminnya telah rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, berikut solusinya, 7 cara memasak yang benar sehingga tetap sehat :
1.     Menggunakan microwave Memasak dengan microwave mungkin yang paling sehat karena waktu memasaknya singkat sehingga kerusakan nutrisi lebih sedikit. Bahan makanan yang dimasak dengan microwave memang bisa menjadi kering, tetapi hal ini bisa dicegah dengan menambahkan sedikit air sebelum dipanaskan. Pastikan pula Anda menggunakan tempat makanan khusus untuk microwave.
2.    Merebus Untuk merebus sayur anda hanya perlu menambahkan air dan sedikit garam. Namun jangan merebus denan suhu yang tinggi dan jumlah air yang banyak agar vitamin pada sayuran yang direbus tak larut. Sayur yang baik jika dimsaka dengan direbus adalah wortel, brokoli, atau zucchini (sayuran mirip mentimun hijau).
3.    Mengukus Hampir semua jenis bahan makanan, mulai dari sayuran sampai ikan cocok dikukus. Dengan metode memasak ini rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Tanpa larut di air vitaminnya pun masuh utuh didalam sayur.
4.    Merebus dengan sedikit air Merebus dengan sedikit air (poaching) adalah cara yang direkomendasikan untuk makanan seperti ikan, telur, atau buah.
5.    Membakar Pembakaran adalah cara yang dianjurkan untuk memasak daging yang dipotong, seperti sate. Untuk sayur sendiri tidak semua bisa terasa enak karena efek bau terbakar.
6.    Memanggang Memanggang adalah cara yang dianjurkan untuk mendapatkan rasa daging yang tetap segar dan empuk. Tetapi beberapa riset menyebutkan cara memasak ini bisa meningkatkan risiko kanker pankreas dan kanker payduara. Memanggang di suhu tinggi akan menghasilkan reaksi kimia antara lemak dan protein dalam daging sehingga menghasilkan toksin yang akan merusak keseimbangan antioksidan dalam tubuh. Hal ini diketahui akan memicu diabetes dan penyakit kardiovaskular. 7. Menumis Metode pemasakan ini hanya memerlukan sedikit minyak. Hampir sebagian besar bahan pangan cocok dimasak dengan cara ini. Menumis juga tak perlu terlalu lama, masukan sayur jika minyak sudah panas dan tiriskan sayur jika sudah layu jangan menunggu hingga matang karena kandungan gizinya sudah minim.
7.    Tidak dimasak Pola makan makanan mentah (raw food) atau kerab disebut lalapan sedang populer belakangan ini. Tinggal mencuci bersih sayur atau buah, dan langsung dimakan vitamin akan langsung terserap tubuh tanpa diproses apapun (fresh).

^^IKAN…
1.  Rebus Ikan Dengan Saus
Merebus ikan adalah cara paling sehat untuk memasak ikan. Tapi banyak orang tak tahan dengan bau amis ikan, karena itu Anda bisa menambahkan saus sebagai perasa. Hindari pendidihan yang berlebihan untuk mempertahankan proteinya.
2.  Panggang Ikan
Panggang ikan adalah salah satu anugerah dari microwave. Sekarang hampir semua orang memiliki oven mikro-, Anda dapat membuat ikan panggang di rumah dengan mudah. Hanya memastikan bahwa Anda mengatur suhu dan waktu yang tepat untuk ikan kue.
3.  Ikan Kukus Atau Pathuri
Mengukus ikan tidak sama dengan perebusan. Dalam masakan India, ada sebuah piring yang disebut 'pathuri'. Fillet ikan dibungkus daun pisang dan dimasak di pressure cooker. Ikan dimasak dengan uap dikompresi rasa dari daun pisang. Tidak perlu lagi minyak atau rempah-rempah!
4.  Ikan Kari
Jika Anda tidak tahan bau ikan rebus, Anda dapat mencoba memasak dalam kari dengan rempah-rempah. Batasi penggunaan minyak dan merebus ikan dalam kari pedas untuk mempertahankan nutrisinya.
5.  Ikan Asap
Ikan yang biasanya digunakan dalam sup baik juga direbus atau diasapi. Ikan asap memiliki rasa terbakar yang indah dan tidak ada lemak sama sekali.
6.  Ikan Panggang
Anda dapat memasak ikan di atas api terbuka atau dalam microwave. Dengan menggunakan teknik grill maka hanya bagian luar saja yang akan terbakar. Cara ini memiliki lemak yang sangat minim dan tepat untuk menurunkan berat badan.
7.  Goreng Tanpa Minyak
Ikan memiliki banyak lemak dan minyak di bawah kulitnya. Jadi, Anda dapat menggoreng ikan tanpa menambahkan minyak ekstra ke dalam panci. Panaskan panci dan tempatkan sepotong ikan berlemak seperti salmon di dalamnya. Ikan akan matang dan cairannya menghasilkan minyak yang kaya kolesterol baik. Ini adalah cara makan ikan untuk jantung sehat.


^^PERILAKU MEMASAK…
          Masa balita (bawah lima tahun) merupakan masa-masa emas bagi seorang anak. Balita bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Mereka punya kebutuhan yang spesifik sebagai bekal untuk menjadi manusia yang berkualitas. Kebutuhan masa balita tak akan bisa tergantikan pada masa selanjutnya, jika masa itu telah berlalu.
          Pertumbuhan otak maksimal terjadi pada masa balita, sehingga balita membutuhkan asupan gizi yang sangat sempurna . Seringkali, balita kita justru mengalami masalah dalam pemberian makan. Diantaranya balita hanya menyukai makanan tertentu saja yang mungkin tidak mencukupi kandungan gizinya. Ada balita yang tidak pernah mau makan sayur atau buah, ada yang hanya mau makan mie instan saja, dan lain-lain.
          Salah satu yang menyebabkan kesulitan itu, kemungkinan karena kesalahan atau ketidaktelatenan kita dalam mengenalkan berbagai makanan pada balita kita.
          Saat ini, banyak sekali iklan di televisi  tentang makanan jajanan yang mungkin membuat balita kita ingin mencobanya. Padahal belum tentu makanan itu mempunyai kandungan gizi yang baik. Di sinilah peran orang tua khususnya ibu, supaya benar-benar bisa memilih makanan yang memang layak untuk dikonsumsi oleh balitanya.
          Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memilih makanan yang dikemas antara lain :
-          Lihat tanggal kadaluarsanya
-          Perhatikan komposisi dari bahan-bahan pembuatnya
-          Kandungan zat gizinya
-          Izin dari Depkes (BPOM)
-          Nama dan alamat pabrik (produsennya)
Bila dalam makanan-makanan itu terdapat kandungan zat penyedap dalam hal ini MSG (Mono Sodium Glumat), supaya dihindarkan membelinya. Karena zat ini kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
          Saat ini, dengan kemudahan yang didapat dalam membeli makanan kemasan, ibu lebih sering memberikan makanan kemasan untuk kebutuhan snack atau makanan ringan bagi balitanya. Ibu lebih jarang membuat makanan ringan yang sehat dan lebih banyak memberikan produk makanan kemasan. Hal ini menyebabkan anak balita terpapar dengan berbagai jenis zat yang dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan balita.
          Makanan yang paling baik bagi anak balita kita adalah makanan yang diolah sendiri oleh keluarganya dalam hal ini ibunya. Karena sudah terjamin kualitas dan kebersihannya.
Bagi ibu perlu pengetahuan juga bahwa dalam memasak tidak perlu menambahkan bahan-bahan penyedap, pemanis atau pewarna buatan, karena itu juga kurang baik bagi balita. Bila memerlukan bahan-bahan itu, bisa dipergunakan bahan-bahan yang alami saja. Misal, untuk penyedap bisa menggunakan garam atau gula, atau bumbunya diperbanyak. Untuk pewarna bisa menggunakan kunyit (kuning), pandan (hijau), batang secang (merah), dan lain-lain. Untuk pemanis bisa menggunakan gula pasir atau gula jawa.
          Selain ketelatenan ibu dalam memilih bahan-bahan yang dipergunakan untuk memasak menu sehari-hari di rumahnya, diperlukan juga pengetahuan ibu tentang cara memasak makanan yang baik dan benar. Bila bahan untuk memasak sudah benar, tetapi cara memasak salah, maka masakan yang dihasilkan akan memiliki nilai gizi yang kurang. Pengetahuan dan perilaku yang diperlukan ibu untuk menghasilkan masakan yang sehat antara lain :

Mencuci bahan makanan sebelum digunakan atau dimasak dengan menggunakan air yang bersih tanpa mengurangi nilai gizi dari bahan makanan tersebut
Menggunakan garam beryodium pada setiap masakan
Menggunakan peralatan masak yang bersih yang sudah dicuci dengan menggunakan sabun/detergen
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum memegang bahan makanan dan setiap kali memulai kegiatan memasak
Bila hal-hal tersebut di atas sudah diterapkan ibu dalam setiap aktivitas memasaknya, maka dapat dipastikan makanan yang dihasilkan pasti akan memiliki cita rasa yang enak dan tentunya sehat.
Garam pada masakan merupakan sesuatu yang mutlak harus ada supaya makanan memiliki cita rasa yang enak. Tapi, dalam pemberian garam pada makanan perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain :

Garam dimasukkan di akhir pada proses pengolahan makanan
Jangan memasukkan garam pada saat masakan sedang mendidih, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya Iodium yang ada pada garam tersebut
Jangan memasukkan garam pada saat menghaluskan bumbu masakan atau sambal dengan cara diulek ataupun menggunakan blender, karena hal ini juga akan menghilangkan kandungan Iodium yang ada pada garam.
Bila cara ibu dalam memberikan garam pada masakan yang diolahnya sudah benar, maka manfaat Iodium yang ada pada garam tersebut akan dapat dirasakan. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan Iodium tidak akan terjadi pada anak balitanya, sehingga anak balita akan menjadi sehat dan cerdas.
          Selain pengetahuan dan perilaku ibu dalam memasak,  perilaku ibu dalam mengatur pola makan balitanya juga  mempengaruhi status gizi balita. Bila ibu telaten dalam memperhatikan pola makan balitanya, dan selalu membuat variasi menu makanan setiap hari pada keluarganya, tentu saja hal ini akan berpengaruh baik bagi gizi balitanya. Dan bahkan mampu merangsang nafsu makan pada balitanya dan anggota keluarga lainnya.
          Makanan yang sehat bukan berarti makanan itu harus mahal, tapi makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik dan tepat, bisa saja berasal dari lahan sendiri di samping rumah seperti sayur dan buah. Tempe dan tahu bila diolah dengan menu yang bervariasi bisa saja menggugah selera dan pastinya memiliki zat gizi yang baik.
          Jadi,kunci sebenarnya untuk bisa memiliki balita yang sehat ada pada ibunya sendiri. Bila ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola makan yang baik bagi anak balitanya serta pengetahuan yang baik dan benar tentang cara mengolah bahan makanan dan cara memasaknya,  maka dia akan memiliki anak yang sehat dengan kebutuhan gizi yang baik. Atau sebaliknya. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud anak balita yang sehat, cerdas dan memiliki akhlak yang mulia di dalam keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar