Sabtu, 21 September 2013

PANTUN DAN PUISI LAMA


*      Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
1.       Jumlah kata dalam 1 baris
2.       Jumlah baris dalam 1 bait
3.       Persajakan (rima)
4.       Banyak suku kata tiap baris
5.       Irama

*      Ciri – ciri puisi lama :
1.       Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2.       Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3.       Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima

*      Bentuk dan jenis puisi lama :

1. MANTRA :  merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung makna atau kekuatan gaib, diucapkan pada waktu dan tempat tertentu dengan maksud untuk menambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkan serta berkaitan dengan adat dan kepercayaan
Ciri – ciri mantra :
1.       Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
2.       Bersifat lisan, sakti atau magis
3.       Adanya perulangan
4.       Metafora merupakan unsur penting
5.       Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
6.       Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2. GURINDAM : sajak dua seutai yang berasal dari Tamil (India)
Ciri – ciri gurindam :
1.       Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
2.       Berasal dari Tamil (India)
3.       Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3.SYAIR : suatu ungkapan penulis yang berasal dari Arab.
Ciri – ciri syair :
1.        Setiap bait terdiri dari 4 baris
2.        Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
3.        Bersajak a – a – a – a
4.        Isi semua tidak ada sampiran
5.        Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.TALIBUN : pantun yang jumlah baris dalam setiap baitnya lebih dari empat baris.
Ciri-ciri talibun :
1.       Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
2.       Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
3.       Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
4.       Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
5.       Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

5.GHAZAL :  adalah jenis puisi lama yang mengandung unsur yang diulang-ulang.
Ciri-ciri ghazal :
1.      Terdiri dari 8 baris
2.      Setiap baris berisi perihal asmara
3.      Tiap baris berakhir dengan kata yang sama
Contoh ghazal :
Maka kusalinlah garis-garis hujan
Ke dalam baris syair, ghazal hujan
Engkau yang riang menyanyikan dingin
mengulang refrain, hingga tinggal hujan
Engkau yang muram mengurung murung
merintih nafas, lalu suara sengal hujan
Diujung setiap gerimis, siulan angin
siapa hati kanak tak mengigal hujan
Buah buah jatuh, lebah kupu meneduh
dalam genang kenang, sepenggal hujan
Jiwaku, ada yang tak pernah basah padamu
sejak berjejal tak terurai dalam sesal hujan

6.NAZAM : adalah jenis puisi lama yang sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.
Ciri-ciri nazam:
1.      Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait
2.      Setiap baris terdiri dari 12 suku kata
3.      Bersifat keagamaan, seperti memuji kebesaran tuhan
Contoh nazam :
Aku mula nazam ini dengan nama
Allah yang memberi fahaman agama

Puji ini bagi Allah yang mulia
Lagi kekal ia lagi yang sedia

7.BIDAL : jenis puisi lama yang menggunakan bahasa kiasan untuk menggambarkan perasaan secara tidak langsung, sehingga orang lain yang mendengarkan harus mendalami dan meresapi arti serta maksudnya.
Ciri-ciri bidal :
1.      Bahasa berkiasan
2.      Sebagai lambang suatu perbuatan
3.      Kiasan yang berima atau bersajak
Contoh bidal :
1. Peribahasa Merupakan bahasa kiasan atau figuratif yang bisa berupa kalimat ataupun kelompok kata yang tetap susunannya. Contoh:
1.       Bagai api dengan asap artinya utuh dan tidak bisa bercerai lagi/selalu bersama-sama.
2.       Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian/selalu mengekor kepada orang lain.
3.       Bagai mencincang air artinya melakukan perbuatan yang sia-sia.
4.       Bahasa menunjukkan bangsa artinya tabiat seseorang dapat dari cara mereka bertutur kata.
5.       Bagai padi makin berisi makin merunduk artinya semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
6.       Bagai air titik ke batu artinya sukar sekali memberikan wejangan/nasihat kepada orang jahat.
2. Pepatah Merupakan peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua. Contoh:
1.       budi baik dikenang jua artinya budi baik seseorang itu jangan dilupakan.
3. Perumpamaan Merupakan peribahasa yang berisikan perbandingan-perbandingan, biasanya menggunakan kata-kata, seperti, bak, laksana, bagai, umpama. Contoh:
1.       Seperti kera mendapat bunga artinya orang yang tidak tahu/tidak dapat menghargai barang yang berguna.
2.       Bagai ayam bertelur di padi artinya seseorang yang menginginkan hidup yang bergelimang kesenangan dan kemewahan harta.
3.       Bagai anjing beranak enam artinya orang yang sangat kurus perawakannya.
4.       Bagai kucing lepas senja artinya sangat senang hingga lupa pulang.
5.       Bagai pintu tak terpasak perahu tak berkemudi artinya sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya di kemudian hari.
4. Pameo Merupakan peribahasa yang berupa semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana. Contoh:
1.       Gantungkan cita-citamu setinggi bintang artinya agar kita tidak pesimis dan berusaha untuk mencapai cita-cita itu.
2.       Belakang parang pun akan tajam bila diasah terus-menerus artinya betapapun bodohnya seseorang dapat diubah menjadi pintar bila ia belajar dengan sungguh-sungguh.
5. Ungkapan Merupakan peribahasa yang berbentuk kelompok kata. Contoh:
1.       Tebal muka artinya tidak mempunyai malu
2.       Panjang tangan artinya suka mengambil barang milik orang lain (suka mencuri)
3.       Kopi Pahit artinya mendapat teguran
4.       Sesat akal artinya hilang akal atau gila
5.       kaki tangan artinya anak buah atau pesuruh

7.MATSNUI (MADAH) : syair atau sajak pujian.  jenis puisi melayu lama yang berasal dari arab –parsi. Puisi ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Ciri-ciri matsnui :
1.       jumlah larik dan barisnya tergolong bebas
2.       skema rima berpasangan (aa,bb,cc,……)
3.       memuji-muji orang
Contoh :
Umar
Umar yang adil dengan perinya
Nyatalah pun adil sama dirinya sendiri
Dengan adil itu anaknya di bunuh
Inilah adat yang benar dan sungguh

Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagi pun yang menjatuhkan segala syar
Imamu’lhak kedalam padang masyar

Barang yang hak ta’ala katakana itu
Maka katanya sebenarnya itu


8.RUBAI : puisi yang mirip dengan syair besajak aa/ba, dan terdiri atas 4 larik dalam satu bait.
Ciri-ciri rubai :
1.       ikatan yang tiap bait terdiri atas empat baris,
2.       setiap baris bersuku kata 11 sampai 15,
3.       pada umumnya bersajak patah, tetapi ada juga yang bersajak sama, dan
4.       bersisi uraian, nasihat, puji-pujian, dan bersifat mistik
Contoh :
Manusia
Subhanahu allah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia

9.GAZAL :  puisi yang terdiri atas 8 larik, tiap bait berisi perihal asmara dan tiap larik berakhir dengan kata yang sama.
Ciri-ciri gazal :
1.       ikatan yang terdiri atas 8 baris,
2.       setiap baris berakhir dengan kata yang sama, dan
3.       berisi mengenai asmara.
Contoh :
Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga,
Dan nyawakku pun, mana dari pada nyawa itu jauh ia juga,
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga,
Hanya jika pada nyawa itu hampir dengan sedia suka juaga,
Nyawa iru yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia juga,
Dan hilangkan cintanya pun itu kekasihku yang senantiasa juga,
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga,
Bukhari yang ada serta nyawa itu ialah bahagia juga.

10.KHITANAH : puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin)
Ciri-ciri khitanah :
1.       suatu ikatan yang terdiri atas lima baris,
2.       pada umumnya bersajak apatah, dan
3.       berisi mengenai ajaran hidup.

Contoh :
Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang allah selalu berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga

11.PANTUN :  puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
Ciri – ciri pantun :
1.       Setiap bait terdiri 4 baris
2.        Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3.        Baris 3 dan 4 merupakan isi
4.        Bersajak a – b – a – b
5.        Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6.        Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh pantun :


1.       Pantun Nasihat
Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

2.       Pantun Muda - mudi
Walaupun enak makan dengan bakwan
Lebih enak makan dengan tahu
Walaupun enak jalan dengan teman
Lebih enak jalan dengan kamu

3.       Pantun Jenaka
Kupu-kupu terbang melintang
Hinggap menghisap bunga layu
Mati di rumah menaruh bintang
Melihat ikan memajat kayu

4.       Pantun Teka-Teki
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

5.       Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Allah Yang Esa

6.       Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
7.       Pantun Dagang
orang padang mandi di gurun
mandi berlimau bunga lada
hari petang matahari turun
dagang berlinang air mata

8.       Pantun Anak
Di bawa itik pulang petang
Dapat di rumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah dating
Hati cemas menjadi hilang

9.       Pantun Budi
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

10.   Pantun Kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

11.   Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

12.   Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
13.   Pantun Peribahasa
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian

14.   Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

15.   Pantun orang tua
bawang dua-dua
Satu dibuang jatuh di rumput
Ada bedanya muda dan tua
Dulu kencang kini keriput

16.   pantun pendidikan
Kapal berlayar di laut lepas
Ikan berenang ingin bebas
Jadi anak harus cerdas
Biar bisa naik kelas

17.   pantun biasa
 Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah     
Jangan dimasukan ke dalam hati

18.   Pantun berkait (seloka)
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan









19.   Pantun perantau
Pungut teritip di tiang batu,
Batu pecah dilanda karang;
Beginilah nasib dagang piatu,
Kain basah kering di pinggang.

20.   Pantun kasih sayang
Burung merbuk membuat sarang
Anak enggang meniti di paya
Tembaga buruk dimata orang
Intan berkarang di hati saya

21.   Pantun nasib
Payang retak tali bersimpul,
Kendi lokan airnya tumpah;
Hidup tidak kerana kaul,
Mati bukan kerana sumpah

22.   Pantun sukacita
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah senang hati kami
Panen raya telah dating

23.   Pantun dukacita
Beras miskin disebut raskin
Yang mendapat tak semua
Aku ini anak miskin
Harta benda tak kupunya

24.   Pantun kilat (karimna)
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)